Senin, 19 Mei 2014

Teknolgi Pembelajaran Jarak Jauh



MAKALAH

Teknologi Pembelajaran Jarak Jauh (PTJJ)

Tentang
UNIVERSITAS TERBUKA


Dosen Pembina mata kuliah Dr. Ridwan, M.Sc.Ed




Description: Description: E:\bbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.jpg


Disusun Oleh
DEBI MARTAVIA
WELI YUNIARTI









PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

Universitas Terbuka (UT) yang diresmikan oleh Presiden  RI pada tanggal 4 September 1984 merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang sepenuhnya menerapkan Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi yang semakin meningkat pada awal tahun 80-an, mendorong penerapan sistem PTJJ ini.
Sistem PTJJ memberikan keuntungan ganda: memberikan kesempatan kepada banyak tamatan baru SLTA dan mereka yang sudah bekerja untuk menempuh pendidikan tinggi. Jumlah mahasiswa yang mampu dilayani oleh institusi PTJJ jauh lebih besar dari pada perguruan tinggi tatap muka..
UT sebagai institusi pendidikan tinggi yang menerapkan system PTJJ memiliki karakteristik sendiri yang tercermin dalam system organisainya. Adanya jarak antara mahasiswa dalam pengembangan materi memunculkan perlunya perlunya pemanfaatan media yang bisa menggantikan peran dosen dalam institusi pendidikan tinggi tatap muka. Sebagai konsekuensi dari situasi ini, UT memiliki system organisasi yang berbeda dengan institusi pendidikan tinggi tatap muka. Meskipun sebagai institusi pendidikan tinggi  UT menjalankan fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi, tetapi ada perbedaan besar dalam lingkup kegiatan maupun wadah itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Penerapan Sistem Pendidikan Tinggi Terbuka dan  Jarak Jauh di Indonesia.
1.      Administrasi Data Mahasiswa
Untuk memudahkan mahasiswa berhubungan dengan UT, di samping kantor pusat yang terletak di Jakarta, dibentuk juga Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT yang tersebar di 32 kota di seluruh Indonesia. Untuk melakukan registrasi mahasiwa, mahasiswa bisa pergi ke UPBJJ-UT atau kantor pos.
Hal yang perlu dilakukan mendapat perhatian dalam proses registrasi adalah kebenaran pengisian data. Kesalahan yang dilakukan pada saat pengisian data pada formulir registrasi mempunyai rentetan panjang.
2.         Bahan Ajar dan Pengelolaan Belajar
Salah satu karakteristik UT sebagai institusi pendidikan tinggi yang menerapkan system pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran. Sebagai konsekuensinya, kualitas pembelajaran UT sangat tergantung pada kualitas bahan ajar yang dihasilkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Sampai saat ini UT masih mengutamakan penggunaan bahan ajar cetak.
Untuk menyempurnakan penggunaan bahan ajar ini, UT mulai memikirkan untuk mengembangkan bahan ajar terpadu (cetak dan non cetak, termasuk bahan ajar berbantuan komputer) dalam satu mata kuliah.
3.         Bahan Ujian dan Pengelolaan Ujian
Di Institusi pendidikan tinggi yang menerapkan sistem pembelajaran tatap muka, pada umumnya evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa dilakukan berdasarkan dua komponen : kehadiran mahasiswa dalam proses belajar dan ujian.
Pada awalnya, UT merancang dua macam ujian, tes unit dan tes akhir semester. Seiring dengan perubahan yang terjadi, UT memutuskan untuk melakukan evaluasi hasil belajar melalui tugas mandiri (TM), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Komprehensif Tertulis (UKT).
4.         Penelitian dan Pengabdian  kepada Masyarakat.
Kegiatan penelitian di UT di kelola oleh Lembaga Penelitian. Yang membedakan lembaga penelitian di UT dengan Lembaga Penelitian di institusi pendidikan tinggi tatap muka adalah bahwa di bawah Lembaga Penelitian, UT memiliki Pusat Penelitian Media (P2M).  Bentuk abdimas yang dilaksanakan UT meliputi pendidikan dalam arti luas, peraturan, penataran, penyuluhan, permodelan, dan pelayanan dalam rangka pemberdayaan masyarakat Indonesia.
5.      Kerjasama
Sistem PTJJ yang diterapkan UT akan lebih efisien dilakukan jika UT menjalin kerjasama dalam bentuk yang tepat dengan instansi yang relevan. Bentuk kerjasama  yang sudah di kembangkan adalah kerjasama institusional. Sementara itu kerjasama pengembangan program dilakukan di UT dengan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan Program D2 penyetaraan bagi guru-guru Sekolah Dasar dan D3 bagi guru SMP.
6.      Sarana dan Prasarana.
Jika institusi pendidikan tinggi tatap muka diisyaratkan memiliki ruang kuliah yang sebanding dengan jumlah mahasiswanya, UT tidak. Sistem PTJJ di terapkan UT memungkinkan mahasiswa untuk belajar pada waktu dan tempat yang paling sesuai dengan individu mahasiwa.

B.     Program Akademik Universitas Terbuka
Program akademik UT meliputi kebijakan pengembangan program, kurikulum, proses pembelajaran, dan tenaga pengajar. Dalam tatanan sistem UT sebagai perguruan tinggi terbuka jarak jauh, program akademik, merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting  dalam menentukan akuntibilitas dan keberadaan UT.

1.         Lima Tahun Pertama (1984-1989)
Dalam upaya mengendalikan kualitas pendidikan tinggi, pemerintah berinisiatif meningkatkan daya tampung di jajaran perguruan tinggi negeri.  Upaya ini memperoleh hambatan yang cukup berat, antara lain karena tidak tersedianya sumber daya manusia yang memadai di perguruan tinggi negeri, disamping kendala fisik yang memang tidak memungkinkan adanya peningkatan daya tampung.
Pada situasi ini, UT sebagai universitas yang menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh, dipandang sebagai solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam sistem belajar terbuka jarak jauh, proses belajar mengajar lebih mengutamakan sistem belajar mandiri dengan mempergunakan beragam media belajar cetak maupun non cetak.
a.      Landasan Pengembangan Program Akademik.
Pengembangan program dilakukan berdasarkan kepada beberapa faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi sistem UT.  Di samping asumsi kemampuan UT untuk menampung siswa dalam jumlah yang besar, penerapan belajar mandiri yang mempergunakan berbagai media belajar cetak maupun non cetak, serta sistem resource sharing (pemanfaatan bersama).  
Dengan sistem belajar terbuka dan jarak jauh, UT dapat menjadi sarana pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas tenaga pengajar ditingkat pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi.  
b.   Proses dan Hasil Pengembangan
Dengan memperhatikan faktor internal maupun eksternal, pada periode lima tahun pertama UT dapat mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan masyarakat Indonesia dan sesuai dengan ciri UT dalam memberikan layanan pendidikan tinggin melalui sistem belajar terbuka dan jarak jauh.


2.         Lima Tahun Kedua (1989-1994)
Bila memperhatikan tujuan khusus UT yang terdapat dalam Garis Besar Rencana Induk Pengembangan (GB-RIP) UT 1992-2000, maka di peroleh informasi bahwa pertama, UT dalam melaksanakan program pendidikan memberikan kesempatan yang luas kepada warga Indonesia, dimana pun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi dengan kualitas baik. Kedua, UT mengembangkan pendidikan tinggi bagi mereka yang sudah bekerja, dan atau yang tidak dapat masuk pendidikan perguruan tinggi konvensional. Ketiga, UT mengembangkan program akademik professional yang sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.
Program studi UT diusahakan dikembangkan secara berjenjang sehingga mahasiswa dapat mulai dengan program sertifikat, kemudian meneruskannya ke program diploma, dan akhirnya dapat menyelesaikan program sarjana, tanpa kehilangan banyak kredit. Kurikulum UT dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
a.   Hasil Pengembangan Program.
Dalam periode lima tahun kedua ini, fungsi satuan tugas pengembangan program dialihkan kemasing-masing fakultas. Dengan sistem di sentralisai tersebut, diakhir periode lima tahun kedua, UT telah memiliki 15 program studi pada jenjang S1, 20 program studi berjenjang diploma, 1 program sertifikat, dan program akta IV.
Dalam periode lima tahun kedua itu, jumlah tenaga pengajar UT mengalami lonjakan yang cukup tinggi, karena UT menerima pelimpahan tenaga mantan guru SPG/SGO (yang dibubarkan pemerintah waktu itu) sebanyak kurang lebih 400 orang.
3.         Lima Tahun Ketiga ( 1994-1999).
Periode lima tahun ketiga dalam pertumbuhan UT diwarnai dengan beragam gejolak yang di pengaruhi factor internal maupun eksternal. Secara umum, dalam skala nasional maupun internasional, periode lima tahun ketiga ini merupakan periode persiapan pergantian abad menyongsong  milinium ketiga dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kecepatan yang luar biasa. Teknologi informasi yang semakin berkembang yang semakin mempermudah terjadinya proses komunikasi lintas ruang dan waktu tanpa batas geografis.
 UT menyusun Rancangan Strategis  Rencana Pembangunan (Renstra) UT 1998-2008. Dalam Renstra UT 1998-2008, tertulis bahwa UT bertekad menjadi lembaga pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh yang mampu mengembangkan manusia Indonesia menjadi sumber daya manusia yang menjunjung tinggi etika dan takwa. Dalam Renstra UT 1998-2008 dinyatakan bahwa langkah-langkah yang dilakukan UT dalam rangka pencapaian Visi UT difokuskan  pada tiga program induk, yaitu 1) penataan sistem dalam pengelolaan proses belajar mengajar melalui pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh, 2) peningkatan relevansi dan kualitas dalam pengembangan program pendidikan dan kurikulum sesui dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat,  serta 3) pemerataan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi.
a.         Hasil pengembangan program
Dalam periode lima tahun ketiga, ketiga penataan sistem menjadi focus utama. Hasil yang diperoleh lebih banyak bersifat intangible (tidak nyata) dalam bentuk perbaikan sistem program akademik untuk peningkatan kualitas layanan dan mutu keluaran UT pada akhirnya.
4.      Menuju masa depan
Dibanyak Negara lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh didirikan untuk menjawab masalah meningkatnya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat dalam jumlah besar secara serempak dan relafit cepat hal ini karena lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh memiliki keunggulan tertentu sehingga menjadi pilihan bentuk pendidikan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selam lima belas tahun UT sudah memantapkan keberadaanya dalam masyarakat sebagai perguruan tinggi yang memiliki daya tampung yang paling besar yang bersifat terbuka bagi siapa saja yang ingin memperoleh kesempatan belajar pada tingkat perguruan tinggi.
Salah satu komponen yang semakin memantapkan keberadaan UT dimasyarakat pada masa yang mendatang adalah peran UT untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada berbagai jenjang pendidikan, melalui pendidikan guru dan dosen yang berkelanjutan. Kebijakan pengembangan program studi dimasa depan perlu mempertimbangkan masalah kebutuhan kebutuhan khusus dari program program tertentu, misalnya kebutuhan pratikum, praktek pemantapan lapangan.

C.      Bahan Belajar Universitas Terbuka
Dalam sistem belajar di Universitas Terbuka (UT) yang pada dasarnya  adalah bahan ajar, mandiri, bahan ajar mempunyai peran yang strategis, bahkan dapat dikaitkan menentukan keberhasilan usaha balajar. Secara mandiri perserta didik berusaha memahami materi yang dibaca, dengan bantuan dosen atau tutor.  
1.      Bahan ajar Cetak
a.       Proses Pengembang Bahan Ajar.
Bahan ajar UT dikembangkan berdasarkan kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku. Proses pengembangan bahan ajar UT melalui beberapa tahap dan melibatkan unit-unit pendukung tertentu.
Pada tahap awal, fakultas sebagai penangung jawab kualitas dan Validitas akademis materi bahan ajar, akan mengidentifikasi calon penulis yang saat ini sebagian besar berasal dari berbagai perguruan  tinggi dan institusi di luar UT. Meskipun saat ini mulai diupayakan adanya bahan ajar dari intern dosen UT, tetapi jumlahnya kecil. Penulis diminta untuk mengembangkan garis-garis besar pengajaran bahan ajar yang akan ditulis, dan selanjutnya menulis bahan ajar tersebut menggunakan format penulisan yang ditentukan oleh UT. Kegiatan pengembangan GBPP dan awal penulisan biasanya dilakukan dalam suatu lokakarya tentang disain bahan ajar, yang sekaligus merupakan orientasi bagi penulis untuk memahami visi, misi dan sifat pembelajaran dalam program belajar jarak jauh.
Sistem pengembangan bahan ajar yang digunakan UT memungkinkan keterhambatan proses dalam pelaksanaannya) Konsisten dengan fungsinyai sebagai perguruan tinggi pengelola, UT lebih banyak outsourcing, menggunakan penulis dari luar dalam penulisan bahan ajar.
b.              Proses Produksi Bahan Ajar
Seluruh bahan ajar mata kuliah dicetak menggunakan kertas koran. Hitam-putih, dengan cover 2 warna. Ukuran A4 digunakan hampir seluruh mata kuliah, kecuali swadana untuk FKIP. Kualitas kertas dan hasil cetakan merupakan permasalahan tersendiri, sebab pada dasarnya UT harus dapat menyediakan bahan ajar yang harganya “terbeli” oleh mahasiswa UT.
c.               Produk Bahan Ajar
Sampai saat ini UT telah menawarkan kurang lebih 700 matakuliah untuk berbagai program studi, yang terbagi dalam 4 Fakultas. Dengan berubahnya kurikulum dan cepatnya perkembangan pengetahuan, tantangan  yang dihadapi oleh bahan ajar UT adalah kecenderungan untuk cepat menjadi outdated, khususnya untuk bidang-bidang ilmu sosial yang rentan perubahan.
d.                   Distribusi Bahan Ajar
Pendistribusian  bahan ajar dilakukan melalui jalan darat, laut, dan udara lokasi daerah tujuan. Sistem penataan dan inventarisasi bahan menggunakan sistem online yang menghubungkan beberapa unit terkait pimpinan yang relevan, sehingga data modul yang tersedia dengan cepat diketahui untuk pertimbangan perencanaan pengadaan selanjutnya.
Bahan belajar yang harus dikirimkan oleh UT volumenya besar dan frekuensinya tinggi, sehingga mempunyai kerumitan tersendiri. Untuk mengirim bahan ajar ke 32  kantor UPBJJ dan 27 Kantor Wilayah Pendidikan dan kebudayaan, 600 Kantor Departemen dan Kantor Kecamatan secara rutin menurut kebutuhan,  tata adminsitrasi dan monitoring yang baik.
2.              Bahan Ajar Non Cetak
Proses pengembangan bahan ajar non cetak, baik program audio-video, tutorial berbantuan komputer, maupun tutorial melalui Internet, melibatkan fakultas sebagai sumber materi ajar yang akan dikembangkan. Untuk. staf akademik di 4 fakultas yang ada di UT yaitu Fakultas Ekonomi (FEKON), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dilibatkan sebagai penulis naskah.  
a.               Audio / Video
Program audio-video merupakan jenis bahan ajar non cetak yang pertama kali dikembangkan UT. Karena pada awal berdirinya di tahun 1984 UT belum memiliki studio audio-video sendiri, maka untuk keperluan pengembangan dan produksi program tersebut UT bekerjasama dengan Pusat Tekonologi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom-Dikbud). Tetapi pada tahun 1987, UT mulai merintis pembangunan gedung studio sendiri dan baru pada tahun 1991 UT berhasil memiliki gedung studio untuk audio dan video yang diperlengkapi dengan peralatan yang berkualitas siaran (broadcast quality).
b.              Televisi
U'T menggunakan media televisi dalam menyampaikan bahan ajar karena televisi mampu menjangkau sasaran yang luas. Karakteristik ini dianggap sesuai sebagai sarana penyampaian bahan ajar mengingat UT rnerupakan perguruan tinggi jarak jauh yang mahasiswa nya diseluruh Indonesia. Media televisi yang menggunakan unsur suara dan gambar dianggap dapat mengurangi rasa kesendirian mahasiswa akibat kurangnya interaksi dengan penyelenggara pendidikan.
c.               Radio
Dalam pengembangannya, program radio dikemas supaya menarik aktual, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Disamping itu agar administratif, dikembangkan beberapa bentuk kemasan program seperti tutorial, kuliah umum, info akedemik dan ragam informasi.
d.             Kaset audio visual
Penggunaan radio sebagai sarana penyampaian bahan ajar, walaupun dapat menjangkau sasaran yang luas tetapi media tersebut merupakam media sekali dengar.  
e.               Audio Grafis
Program audio grafis bentuk program audio nonsiar yang dikembangkan secara khusus untuk menyampaikan materi ajar malalui audio kaset yang dilengkapi dengan bahan cetak sebagai satu kesat audio yang terintegrasi.
f.                Audio BMP
Sebagai alternative program audio lainya, dikembangkanlah bentuk lain yang perkembangannya dianggap lebih mudah yaitu berupa program kaset audio penentuan Buku Materi Pokok (BMP).

D.    Layanan Bantuan bagi Mahasiswa Universitas Terbuka
1.      Konsep LBM dalam PTJJ
LBM (Lembaga Bantuan bagi Mahasiswa) dalam sistem PTJJ adalah semua layanan bantuan yang dapat diberikan kepada mahasiswa untuk membantu mereka agar dapat belajar secara mandiri dengan sukses (Belawati, 1998).  Subsistem PTJJ yang harus dilalui sesorang siswa dapat digambarkan sebagai berikut :








Oval: Calon Siswa
 










2.      Kategori LBM
Menurut Robinson (1981), terdapat 3 kategori masalah yang dihadapi siswa dalam sistem PTJJ, yaitu :
a.       Masalah administratif, yang mempengaruhi interaksi siswa dengan institusi PTJJ
b.      Masalah belajar, yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan penyelesaian tugas
c.       Masalah personal, yaitu keadaan-keadaan atau masalah-masalah pribadi yang dapat mempengaruhi proses belajar.
3.      LBM di Universitas
LBM di UT disediakan baik bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa, masyarakat yang tertarik untuk mengetahui program belajar yang ditaawarkan UT. LBM yang disediakan mencakup :
a.       Penyediaan informasi dan konsultasi akademik
b.      Layanan administrasi
c.       Layanan akademik.
Hubungan antara kategori LBM dan pengguna layanan dapat digambarkan sebagai berikut :


 










4.      Penyedian Informasi dan Konsultasi Akademik
Penyedia informasi dan konsultasi akademik merupakan layanan yang sangat penting di UT, mengingat mahasiswa terpisah secara fisik dari universitas, dosen maupun sesama mahasiswa. Pada dasarnya, layanan ini diberikan dengan tujuan untuk memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada para mahasiswa maupun calon mahasiswa.
a.       Layanan bagi calon mahasiswa
Layanan ini disediakan untuk memberikan kemudahan bagi para calon mahasiswa untuk memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai UT. Layanan ini antara lain meliputi penyediaan informasi dan konsultasi akademik mengenai : program studi, registrasi, ahli kredit, dan sistem belajar.
b.      Layanan bagi mahasiswa, yaitu mengenai : registrasi, kalender akademik, perubahan data, ujian dan hasil ujian serta kelulusan.
5.      Layanan Administrasi Akademik
LBM dalam hal layanan administrasi akademik diberikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi atau menyelesaikan masalah mahasiswa yang berkaitan dengan registrasi, penyediaan bahan ajar, ujian dan akses terhadap data akademik. Masalah-masalah administrasi akademik yang sering dialami mahasiswa meliputi : registrasi, bahan ajar, alih kredit, hasil ujian dan kelulusan.
6.      Layanan akademik
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri, baik dengan cara belajar sendiri, belajar berkelompok, maupun denga cara mengikuti tutorial. Menurut Race (1990), peran tutor meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :
1)      Memberikan umpan balik kepada mahasiswa
2)      Memberikan pengajaran, baik secara tatap muka atau melalui alat komunikasi
3)      Memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajarnya.
Tutorial di UT diberikan dalam bentuk tatap muka, secara tertulis melalui surat maupun internet serta tutorial melalui siaran radio dan televisi.
a.       Tutorial tatap muka
Tutorial tatap muka dapat menjadi wadah diskusi yang berkaitan dengan materi mata kuliah yang sangat bermanfaat, bila mahasiswa dapat tutor yang tersedia mempunyai kemampuan yang memadai. Tutorial tatap muka juga berfungsi sebagai sarana sosialisasi antar sesama manusia.
b.      Tutorial tertulis
Tutorial tertulis melalui surat dan tutorial internet dapat dilakukan secara individual oleh setiap mahasiswa. Mahasiswa dapat menulis surat, mengirim fax, maupun mengirim email ke fakultas terkait untuk berkonsultasi dengan tentang materi mata kuliah yang belum dipahami.    
c.       Tutorial melalui siaran radio dan televisi
Siaran radio dilakukan secara rutin dan disiarkan setiap hari Jumat melaui program Nasianal II. Namun, jumlah siaran radio masih sangat terbatas (Subagio, 1998) dibanding dengan mata kuliah yang ditawarkan UT. Siaran televisi sangat kurang memadai karena hanya disiarkan sekali dalam sebulan dengan durasi 25 menit.

E.     Sistem Evaluasi Hasil Belajar di Universitas Terbuka
Evaluasi atau penilaian yang akan diuraikan dibawah ini dipusatkan pada penilaian hasil belajar. Penilaian program atau keberhasilan hasil belajar di Universitas Terbuka (UT) telah dilakukan secara terus menerus yang pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat terkait seperti Inspektorat Jendral, BPKP, dan BPK serta Badan Akreditasi Nasional.
1.      Tes Formatif
Proses pembelajaran di UT hampir seluruhnya dilakukan melalui interaksi tertulis dengan bahan belajar utama berbentuk bahan ajar secara populer dikenal dengan sebutan modul. Setiap modul terdiri dari beberapa kegiatan belajar. Pada setiap kegiatan belajar selain mencantumkan  uraian tentang konsep/dalil/hukum yang direncanakan untuk dipelajari juga harus dicantumkan contoh (contoh yang benar juga contoh yang salah) yang dilaksanakan dengan latihan dan soal.
2.      Tugas mandiri (Ujian Tengah Semster)
Pada setiap pertengahan semester, mahasiswa melakukan tugas mandiri. Tugas ini sama dengan ujian tengah semester pada perguruan tinggi konvensional. Materi  tugas mandiri dikembangkan dari setengah materi mata kuliah. Misalnya mata kuliah yang bobotnya SKSnya 3, jumlah modulnya ada 9, sehingga bahan untuk materi tugas mandiri diambil dari modul 1 sampai dengan modul 4 dan setengah dari modul 5. Bentuk pertanyaan tugas mandiri dapat seluruhnya bentuk objektif atau uraian atau gabungan keduanya.  
3.      Tes Sumatif (Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Program)
Program UT mencantumkan adanya 2 jenis tes sumatif yaitu tes sumatif untuk setiap matakuliah yang pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir semester yang disingkat dengan nama UAS. Ada 2 jenis tes sumatif  yaitu UAS dan UKT.
a.       Ujian Akhir Semester (UAS)
Waktu pelaksanaan, buku tes, dan pedoman pelaksanan dilakukan secara serentak diseluruh penjuru nusantara. Materi yang dimasukkan pada UAS adalah semua materi mata kuliah tersebut dengan proporsi yang sudah ditimbang oleh penulisan soal.
b.      Ujian Komprehensif Tertulis (UKT)
Pengembangan UKT, pelaksanaannya tidak banyak berbeda dengan pengembangan UAS. Perbedaan yang menonjol justru mengenai materi, proses berfikir yang ditanyakan dan keterampilan mengemukakan jawaban yang harus dilengkapi dengan argumentasi yang tepat. Bentuk pertanyaan UKT selalu dalam bentuk uraian (esai) terbuka.
4.      Penentuan Nilai Akhir Semester
Penentuan nilai akhir semester hasil UAS ditambah tugas mandiri serta hasil praktikum/praktek. Setiap mata kuliah akan ada skornya dalam bentuk bilangan 0 sampai 100. Menurut ketentuan Depdikbud nilai akhir mahasiswa dituliskan dalam huruf (A=4; B=3; C=2; D=1; dan E=0).
Universitas Terbuka menggunakan 2 pendekatan dalam penentuan hasil pembelajaran yaitu Pendekatan Acuan Kriteria/Patokan (PAK/PAP) dan Pendekatan Acuan Norma (PAN),
5.      Perbaikan Nilai Hasil Ujian
Kesempatan untuk memperbaiki nilai hasil ujian terbuka bagi mahasiswa. Upaya perbaikan ini dapat dilakukan beberapa kali. Skor yang tertinggi yang diperoleh dalam beberapa kali ujian ulang yang digunakan untuk menentukan nilai hasil ujian.
6.      Penentuan Kelulusan
Peraturan pemerintah mengenai persyaratan minimal untuk lulus program S1 dan Diploma diterapkan di UT, yaitu :
a.       Telah menyelesaikan dengan lulus semua mata kuliah yang dipersyaratkan
b.      IPK minimal 2,0 bagi program S1, dan Diploma maupun sertifikat.
c.       Tidak ada mata kuliah yang bernilai E.
d.      Nilai mata kuliah Pancasila minimal C.
e.       Nilai UKT minimal C, bagi program S1
f.       PPL atau PKM minimal B, bagi program Diploma.

F.     Jaringan Kerja Universitas Terbuka
Sebagai universitas yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, kegiatan utama UT adalah : (1) pengembangan bahan ajar dan bahan pendukung, (2) pendistribusian bahan ajar dan bahan pendukung, (3) pemberian layanan bantuan belajar, dan (4) pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Sistem jaringan kerja operasional UT dalam keempat komponen aktivitas utama tersebut.
1.      Pengembangan bahan ajar dan bahan pendukung
Pada awal perkembangan bahan ajar non cetak UT bekerjasama dengan Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom), Departemen Pendidikn an Kebudayaan (Depdikbud). Pada tahun ke 3 UT sudah mampu mengembangkan dan memproduksi sendiri bahan ajar yang berkualitas.
2.      Pendistribusian bahan ajar dan bahan pendukung
Untuk pendistribusian bahan ajar dan bahan pendukung lainya, dilakukan kerjasama dengan PT. POS dan Giro. TVRI dan RRI da beberapa stasiun radio daerah. Sedangkan untuk pemberian bantuan belajar dan pelaksanaan ujian dan praktikum, termasuk untuk penyedia tenaga tutor/penguji/ pengawas dan sarana/prasarana.
3.      Pemberian layanan bantuan belajar
Tuturial diberikan dua kali per semester untuk setiap mata kuliah. Pelaksanaan tutorial didukung oleh berbagai instansi, baik dalam hal penyedian tenaga tutor maupun dalam hal penyediaan sarana/prasarana.
4.      Pelaksanaan evaluasi hasil belajar
Ujian UT dilaksanakan empat kali dalam setahun secara serentak dalam waktu bersamaan di seluruh Indonesia (303 lokasi) serta beberapa kota diluar negeri. Dengan besarnya jumlah mahasiswa (sekitar 400.000 orang), maka diperlukan ribuan ruangan untuk ujian.














BAB III
PENUTUP

 Dalam Renstra UT 1998-2008 dinyatakan bahwa langkah-langkah yang dilakukan UT dalam rangka pencapaian Visi UT difokuskan  pada tiga program induk, yaitu 1) penataan sistem dalam pengelolaan proses belajar mengajar melalui pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh, 2) peningkatan relevansi dan kualitas dalam pengembangan program pendidikan dan kurikulum sesui dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat,  serta 3) pemerataan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi. 
Kebijakan pengembangan program studi dimasa depan perlu mempertimbangkan masalah kebutuhan kebutuhan khusus dari program program tertentu, misalnya kebutuhan pratikum, praktek pemantapan lapangan. UT sebagai perguruan tinggi yang menggunakan sistem belajar jarak jauh harus mengembangkan berbagai macam media yang dianggap efektif sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan.
Layanan Bantuan bagi Mahasiswa (LBM) di UT disediakan baik bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa, masyarakat yang tertarik untuk mengetahui program belajar yang ditawarkan UT. Tutorial adalah sesorang ahli materi yang menguasai mata kuliah tertentu dan mempunyai kualifikasi yang mirip dengan staf pengajar di Institusi pendidikan konvensional.
Evaluasi atau penilaian yang akan diuraikan dibawah ini dipusatkan pada penilaian hasil belajar. Penilaian program atau keberhasilan hasil belajar di Universitas Terbuka (UT) telah dilakukan secara terus menerus yang pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat terkait seperti Inspektorat Jendral, BPKP, dan BPK serta Badan Akreditasi Nasional.
Sebagai universitas yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, kegiatan utama UT adalah : (1) pengembangan bahan ajar dan bahan pendukung, (2) pendistribusian bahan ajar dan bahan pendukung, (3) pemberian layanan bantuan belajar, dan (4) pelaksanaan evaluasi hasil belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Tian Belawati, 1999, Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas Terbuka