MAKALAH
Teknologi
Pembelajaran Jarak Jauh (PTJJ)
Tentang
UNIVERSITAS TERBUKA
Dosen Pembina mata kuliah Dr. Ridwan,
M.Sc.Ed
Disusun Oleh
DEBI MARTAVIA
WELI YUNIARTI
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Terbuka
(UT) yang diresmikan oleh Presiden RI
pada tanggal 4 September 1984 merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia yang sepenuhnya menerapkan Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh
(PTJJ). Kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi yang semakin meningkat pada
awal tahun 80-an, mendorong penerapan sistem PTJJ ini.
Sistem PTJJ memberikan
keuntungan ganda: memberikan kesempatan kepada banyak tamatan baru SLTA dan
mereka yang sudah bekerja untuk menempuh pendidikan tinggi. Jumlah mahasiswa
yang mampu dilayani oleh institusi PTJJ jauh lebih besar dari pada perguruan
tinggi tatap muka..
UT sebagai institusi
pendidikan tinggi yang menerapkan system PTJJ memiliki karakteristik sendiri
yang tercermin dalam system organisainya. Adanya jarak antara mahasiswa dalam
pengembangan materi memunculkan perlunya perlunya pemanfaatan media yang bisa
menggantikan peran dosen dalam institusi pendidikan tinggi tatap muka. Sebagai
konsekuensi dari situasi ini, UT memiliki system organisasi yang berbeda dengan
institusi pendidikan tinggi tatap muka. Meskipun sebagai institusi pendidikan
tinggi UT menjalankan fungsi Tri Darma
Perguruan Tinggi, tetapi ada perbedaan besar dalam lingkup kegiatan maupun
wadah itu sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
Penerapan Sistem Pendidikan Tinggi Terbuka dan
Jarak Jauh di Indonesia.
1.
Administrasi
Data Mahasiswa
Untuk
memudahkan mahasiswa berhubungan dengan UT, di samping kantor pusat yang
terletak di Jakarta, dibentuk juga Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT
yang tersebar di 32 kota di seluruh Indonesia. Untuk melakukan registrasi
mahasiwa, mahasiswa bisa pergi ke UPBJJ-UT atau kantor pos.
Hal
yang perlu dilakukan mendapat perhatian dalam proses registrasi adalah kebenaran
pengisian data. Kesalahan yang dilakukan pada saat pengisian data pada formulir
registrasi mempunyai rentetan panjang.
2.
Bahan
Ajar dan Pengelolaan Belajar
Salah satu karakteristik UT sebagai
institusi pendidikan tinggi yang menerapkan system pendidikan terbuka dan jarak
jauh adalah pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran. Sebagai
konsekuensinya, kualitas pembelajaran UT sangat tergantung pada kualitas bahan
ajar yang dihasilkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Sampai saat ini
UT masih mengutamakan penggunaan bahan ajar cetak.
Untuk menyempurnakan penggunaan bahan
ajar ini, UT mulai memikirkan untuk mengembangkan bahan ajar terpadu (cetak dan
non cetak, termasuk bahan ajar berbantuan komputer) dalam satu mata kuliah.
3.
Bahan
Ujian dan Pengelolaan Ujian
Di Institusi pendidikan tinggi yang
menerapkan sistem pembelajaran tatap muka, pada umumnya evaluasi keberhasilan
belajar mahasiswa dilakukan berdasarkan dua komponen : kehadiran mahasiswa
dalam proses belajar dan ujian.
Pada awalnya, UT merancang dua macam
ujian, tes unit dan tes akhir semester. Seiring dengan perubahan yang terjadi,
UT memutuskan untuk melakukan evaluasi hasil belajar melalui tugas mandiri
(TM), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Komprehensif Tertulis (UKT).
4.
Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Kegiatan
penelitian di UT di kelola oleh Lembaga Penelitian. Yang membedakan lembaga
penelitian di UT dengan Lembaga Penelitian di institusi pendidikan tinggi tatap
muka adalah bahwa di bawah Lembaga Penelitian, UT memiliki Pusat Penelitian
Media (P2M). Bentuk abdimas yang
dilaksanakan UT meliputi pendidikan dalam arti luas, peraturan, penataran,
penyuluhan, permodelan, dan pelayanan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Indonesia.
5.
Kerjasama
Sistem PTJJ yang diterapkan UT akan lebih
efisien dilakukan jika UT menjalin kerjasama dalam bentuk yang tepat dengan
instansi yang relevan. Bentuk kerjasama
yang sudah di kembangkan adalah kerjasama institusional. Sementara itu
kerjasama pengembangan program dilakukan di UT dengan Direktorat Pendidikan Dasar
dan Menengah Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan Program D2
penyetaraan bagi guru-guru Sekolah Dasar dan D3 bagi guru SMP.
6.
Sarana
dan Prasarana.
Jika
institusi pendidikan tinggi tatap muka diisyaratkan memiliki ruang kuliah yang
sebanding dengan jumlah mahasiswanya, UT tidak. Sistem PTJJ di terapkan UT
memungkinkan mahasiswa untuk belajar pada waktu dan tempat yang paling sesuai
dengan individu mahasiwa.
B.
Program
Akademik Universitas Terbuka
Program
akademik UT meliputi kebijakan pengembangan program, kurikulum, proses
pembelajaran, dan tenaga pengajar. Dalam tatanan sistem UT sebagai perguruan
tinggi terbuka jarak jauh, program akademik, merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam
menentukan akuntibilitas dan keberadaan UT.
1.
Lima
Tahun Pertama (1984-1989)
Dalam upaya mengendalikan kualitas pendidikan tinggi, pemerintah berinisiatif
meningkatkan daya tampung di jajaran perguruan tinggi negeri. Upaya ini memperoleh hambatan yang cukup
berat, antara lain karena tidak tersedianya sumber daya manusia yang memadai di
perguruan tinggi negeri, disamping kendala fisik yang memang tidak memungkinkan
adanya peningkatan daya tampung.
Pada situasi ini, UT sebagai universitas
yang menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh, dipandang sebagai solusi
untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam sistem belajar terbuka jarak jauh,
proses belajar mengajar lebih mengutamakan sistem belajar mandiri dengan
mempergunakan beragam media belajar cetak maupun non cetak.
a.
Landasan
Pengembangan Program Akademik.
Pengembangan program dilakukan
berdasarkan kepada beberapa faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi
sistem UT. Di samping asumsi kemampuan
UT untuk menampung siswa dalam jumlah yang besar, penerapan belajar mandiri
yang mempergunakan berbagai media belajar cetak maupun non cetak, serta sistem resource sharing (pemanfaatan bersama).
Dengan sistem belajar terbuka dan jarak
jauh, UT dapat menjadi sarana pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas
tenaga pengajar ditingkat pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi.
b.
Proses
dan Hasil Pengembangan
Dengan
memperhatikan faktor internal maupun eksternal, pada periode lima tahun pertama
UT dapat mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
masyarakat Indonesia dan sesuai dengan ciri UT dalam memberikan layanan
pendidikan tinggin melalui sistem belajar terbuka dan jarak jauh.
2.
Lima
Tahun Kedua (1989-1994)
Bila
memperhatikan tujuan khusus UT yang terdapat dalam Garis Besar Rencana Induk
Pengembangan (GB-RIP) UT 1992-2000, maka di peroleh informasi bahwa pertama, UT
dalam melaksanakan program pendidikan memberikan kesempatan yang luas kepada
warga Indonesia, dimana pun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan
tinggi dengan kualitas baik. Kedua, UT mengembangkan pendidikan tinggi bagi
mereka yang sudah bekerja, dan atau yang tidak dapat masuk pendidikan perguruan
tinggi konvensional. Ketiga, UT mengembangkan program akademik professional
yang sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan
oleh perguruan tinggi lain.
Program
studi UT diusahakan dikembangkan secara berjenjang sehingga mahasiswa dapat
mulai dengan program sertifikat, kemudian meneruskannya ke program diploma, dan
akhirnya dapat menyelesaikan program sarjana, tanpa kehilangan banyak kredit. Kurikulum
UT dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
a.
Hasil
Pengembangan Program.
Dalam periode lima tahun kedua ini,
fungsi satuan tugas pengembangan program dialihkan kemasing-masing fakultas.
Dengan sistem di sentralisai tersebut, diakhir periode lima tahun kedua, UT
telah memiliki 15 program studi pada jenjang S1, 20 program studi berjenjang
diploma, 1 program sertifikat, dan program akta IV.
Dalam periode lima tahun kedua itu,
jumlah tenaga pengajar UT mengalami lonjakan yang cukup tinggi, karena UT
menerima pelimpahan tenaga mantan guru SPG/SGO (yang dibubarkan pemerintah
waktu itu) sebanyak kurang lebih 400 orang.
3.
Lima
Tahun Ketiga ( 1994-1999).
Periode
lima tahun ketiga dalam pertumbuhan UT diwarnai dengan beragam gejolak yang di
pengaruhi factor internal maupun eksternal. Secara umum, dalam skala nasional
maupun internasional, periode lima tahun ketiga ini merupakan periode persiapan
pergantian abad menyongsong milinium
ketiga dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kecepatan yang luar biasa.
Teknologi informasi yang semakin berkembang yang semakin mempermudah terjadinya
proses komunikasi lintas ruang dan waktu tanpa batas geografis.
UT menyusun Rancangan Strategis Rencana Pembangunan (Renstra) UT 1998-2008.
Dalam Renstra UT 1998-2008, tertulis bahwa UT bertekad menjadi lembaga
pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh yang mampu mengembangkan manusia
Indonesia menjadi sumber daya manusia yang menjunjung tinggi etika dan takwa. Dalam
Renstra UT 1998-2008 dinyatakan bahwa langkah-langkah yang dilakukan UT dalam
rangka pencapaian Visi UT difokuskan
pada tiga program induk, yaitu 1) penataan sistem dalam pengelolaan
proses belajar mengajar melalui pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh, 2)
peningkatan relevansi dan kualitas dalam pengembangan program pendidikan dan
kurikulum sesui dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat, serta 3) pemerataan kesempatan bagi masyarakat
untuk memperoleh pendidikan tinggi.
a.
Hasil
pengembangan program
Dalam
periode lima tahun ketiga, ketiga penataan sistem menjadi focus utama. Hasil
yang diperoleh lebih banyak bersifat intangible
(tidak nyata) dalam bentuk perbaikan sistem program akademik untuk peningkatan
kualitas layanan dan mutu keluaran UT pada akhirnya.
4.
Menuju
masa depan
Dibanyak
Negara lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh didirikan untuk menjawab
masalah meningkatnya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat dalam jumlah besar secara
serempak dan relafit cepat hal ini karena lembaga pendidikan terbuka dan jarak
jauh memiliki keunggulan tertentu sehingga menjadi pilihan bentuk pendidikan
terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selam lima belas tahun UT sudah
memantapkan keberadaanya dalam masyarakat sebagai perguruan tinggi yang
memiliki daya tampung yang paling besar yang bersifat terbuka bagi siapa saja
yang ingin memperoleh kesempatan belajar pada tingkat perguruan tinggi.
Salah
satu komponen yang semakin memantapkan keberadaan UT dimasyarakat pada masa
yang mendatang adalah peran UT untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pada berbagai jenjang pendidikan, melalui pendidikan guru dan dosen yang
berkelanjutan. Kebijakan pengembangan program studi dimasa depan perlu mempertimbangkan
masalah kebutuhan kebutuhan khusus dari program program tertentu, misalnya
kebutuhan pratikum, praktek pemantapan lapangan.
C.
Bahan
Belajar Universitas Terbuka
Dalam
sistem belajar di Universitas Terbuka (UT) yang pada dasarnya adalah bahan ajar, mandiri, bahan ajar
mempunyai peran yang strategis, bahkan dapat dikaitkan menentukan keberhasilan
usaha balajar. Secara mandiri perserta didik berusaha memahami materi yang
dibaca, dengan bantuan dosen atau tutor.
1.
Bahan
ajar Cetak
a. Proses
Pengembang Bahan Ajar.
Bahan ajar UT dikembangkan berdasarkan
kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku. Proses pengembangan bahan ajar UT
melalui beberapa tahap dan melibatkan unit-unit pendukung tertentu.
Pada tahap awal, fakultas sebagai
penangung jawab kualitas dan Validitas
akademis materi bahan ajar, akan mengidentifikasi calon penulis yang saat ini
sebagian besar berasal dari berbagai perguruan
tinggi dan institusi di luar UT. Meskipun saat ini mulai diupayakan
adanya bahan ajar dari intern dosen UT, tetapi jumlahnya kecil. Penulis diminta untuk mengembangkan garis-garis besar
pengajaran bahan ajar yang akan ditulis, dan selanjutnya menulis bahan ajar
tersebut menggunakan format penulisan yang ditentukan oleh UT. Kegiatan
pengembangan GBPP dan awal penulisan biasanya dilakukan dalam suatu lokakarya
tentang disain bahan ajar, yang sekaligus merupakan orientasi bagi penulis
untuk memahami visi, misi dan sifat pembelajaran dalam program belajar jarak
jauh.
Sistem pengembangan
bahan ajar yang digunakan UT memungkinkan keterhambatan proses dalam
pelaksanaannya) Konsisten dengan fungsinyai sebagai perguruan tinggi pengelola,
UT lebih banyak outsourcing,
menggunakan
penulis dari luar dalam penulisan bahan ajar.
b.
Proses Produksi
Bahan Ajar
Seluruh bahan
ajar mata kuliah dicetak menggunakan kertas koran. Hitam-putih, dengan cover 2
warna. Ukuran A4 digunakan hampir seluruh mata kuliah, kecuali swadana untuk
FKIP. Kualitas kertas dan hasil cetakan merupakan permasalahan tersendiri,
sebab pada dasarnya UT harus dapat menyediakan bahan ajar yang harganya
“terbeli” oleh mahasiswa UT.
c.
Produk Bahan Ajar
Sampai saat
ini UT telah menawarkan kurang lebih 700 matakuliah untuk berbagai program studi, yang terbagi dalam
4 Fakultas. Dengan berubahnya kurikulum dan cepatnya perkembangan pengetahuan,
tantangan yang dihadapi oleh bahan ajar
UT adalah kecenderungan untuk cepat menjadi outdated, khususnya untuk bidang-bidang ilmu sosial yang rentan perubahan.
d.
Distribusi Bahan
Ajar
Pendistribusian bahan ajar dilakukan melalui jalan darat, laut,
dan udara lokasi daerah tujuan. Sistem penataan dan inventarisasi bahan
menggunakan sistem online yang menghubungkan beberapa unit terkait pimpinan yang relevan, sehingga
data modul yang tersedia dengan cepat diketahui untuk pertimbangan perencanaan pengadaan
selanjutnya.
Bahan belajar yang
harus dikirimkan oleh UT volumenya besar dan frekuensinya tinggi, sehingga
mempunyai kerumitan tersendiri. Untuk mengirim bahan ajar ke 32 kantor UPBJJ dan 27 Kantor Wilayah Pendidikan
dan kebudayaan, 600 Kantor Departemen dan Kantor Kecamatan secara rutin menurut
kebutuhan, tata adminsitrasi dan monitoring yang baik.
2.
Bahan Ajar Non Cetak
Proses pengembangan bahan ajar non cetak, baik program audio-video, tutorial berbantuan komputer,
maupun tutorial melalui Internet, melibatkan fakultas sebagai sumber materi
ajar yang akan dikembangkan. Untuk. staf akademik di 4 fakultas yang ada di UT
yaitu Fakultas Ekonomi (FEKON), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dilibatkan sebagai penulis naskah.
a.
Audio / Video
Program
audio-video merupakan jenis bahan ajar non cetak yang pertama kali dikembangkan
UT. Karena pada awal berdirinya di tahun 1984 UT belum memiliki studio
audio-video sendiri, maka untuk keperluan pengembangan dan produksi program
tersebut UT bekerjasama dengan Pusat Tekonologi dan Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan (Pustekkom-Dikbud). Tetapi pada tahun 1987, UT mulai merintis
pembangunan gedung studio sendiri dan baru pada tahun 1991 UT berhasil memiliki
gedung studio untuk audio dan video yang diperlengkapi dengan peralatan yang
berkualitas siaran (broadcast quality).
b.
Televisi
U'T
menggunakan media televisi dalam menyampaikan bahan ajar karena televisi mampu
menjangkau sasaran yang luas. Karakteristik ini dianggap sesuai sebagai sarana
penyampaian bahan ajar mengingat UT rnerupakan perguruan tinggi jarak jauh yang
mahasiswa nya diseluruh Indonesia. Media televisi yang menggunakan unsur suara
dan gambar dianggap dapat mengurangi rasa kesendirian mahasiswa akibat
kurangnya interaksi dengan penyelenggara pendidikan.
c.
Radio
Dalam pengembangannya,
program radio dikemas supaya menarik aktual, dan sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa. Disamping itu agar administratif, dikembangkan beberapa bentuk
kemasan program seperti tutorial, kuliah umum, info akedemik dan ragam
informasi.
d.
Kaset audio visual
Penggunaan radio sebagai sarana penyampaian bahan ajar,
walaupun dapat menjangkau sasaran yang luas tetapi media tersebut merupakam
media sekali dengar.
e.
Audio Grafis
Program audio grafis bentuk program audio nonsiar yang
dikembangkan secara khusus untuk menyampaikan materi ajar malalui audio kaset
yang dilengkapi dengan bahan cetak sebagai satu kesat audio yang terintegrasi.
f.
Audio BMP
Sebagai alternative program audio lainya, dikembangkanlah
bentuk lain yang perkembangannya dianggap lebih mudah yaitu berupa program
kaset audio penentuan Buku Materi Pokok (BMP).
D.
Layanan
Bantuan bagi Mahasiswa Universitas Terbuka
1.
Konsep
LBM dalam PTJJ
LBM
(Lembaga Bantuan bagi Mahasiswa) dalam sistem PTJJ adalah semua layanan bantuan
yang dapat diberikan kepada mahasiswa untuk membantu mereka agar dapat belajar
secara mandiri dengan sukses (Belawati, 1998). Subsistem PTJJ yang harus dilalui sesorang
siswa dapat digambarkan sebagai berikut :
2.
Kategori
LBM
Menurut
Robinson (1981), terdapat 3 kategori masalah yang dihadapi siswa dalam sistem
PTJJ, yaitu :
a. Masalah
administratif, yang mempengaruhi interaksi siswa dengan institusi PTJJ
b. Masalah
belajar, yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan penyelesaian tugas
c. Masalah
personal, yaitu keadaan-keadaan atau masalah-masalah pribadi yang dapat
mempengaruhi proses belajar.
3.
LBM
di Universitas
LBM
di UT disediakan baik bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa, masyarakat yang
tertarik untuk mengetahui program belajar yang ditaawarkan UT. LBM yang
disediakan mencakup :
a. Penyediaan
informasi dan konsultasi akademik
b. Layanan
administrasi
c. Layanan
akademik.
Hubungan antara
kategori LBM dan pengguna layanan dapat digambarkan sebagai berikut :
4.
Penyedian
Informasi dan Konsultasi Akademik
Penyedia
informasi dan konsultasi akademik merupakan layanan yang sangat penting di UT,
mengingat mahasiswa terpisah secara fisik dari universitas, dosen maupun sesama
mahasiswa. Pada dasarnya, layanan ini diberikan dengan tujuan untuk memberikan
informasi yang selengkap-lengkapnya kepada para mahasiswa maupun calon
mahasiswa.
a. Layanan
bagi calon mahasiswa
Layanan ini disediakan
untuk memberikan kemudahan bagi para calon mahasiswa untuk memperoleh informasi
yang selengkap-lengkapnya mengenai UT. Layanan ini antara lain meliputi
penyediaan informasi dan konsultasi akademik mengenai : program studi, registrasi,
ahli kredit, dan sistem belajar.
b. Layanan
bagi mahasiswa, yaitu mengenai : registrasi, kalender akademik, perubahan data,
ujian dan hasil ujian serta kelulusan.
5.
Layanan
Administrasi Akademik
LBM
dalam hal layanan administrasi akademik diberikan dengan tujuan untuk membantu
mengatasi atau menyelesaikan masalah mahasiswa yang berkaitan dengan
registrasi, penyediaan bahan ajar, ujian dan akses terhadap data akademik.
Masalah-masalah administrasi akademik yang sering dialami mahasiswa meliputi :
registrasi, bahan ajar, alih kredit, hasil ujian dan kelulusan.
6.
Layanan
akademik
Mahasiswa
UT diharapkan dapat belajar secara mandiri, baik dengan cara belajar sendiri,
belajar berkelompok, maupun denga cara mengikuti tutorial. Menurut Race (1990),
peran tutor meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :
1) Memberikan
umpan balik kepada mahasiswa
2) Memberikan
pengajaran, baik secara tatap muka atau melalui alat komunikasi
3) Memberikan
dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan
keterampilan belajarnya.
Tutorial
di UT diberikan dalam bentuk tatap muka, secara tertulis melalui surat maupun
internet serta tutorial melalui siaran radio dan televisi.
a. Tutorial
tatap muka
Tutorial
tatap muka dapat menjadi wadah diskusi yang berkaitan dengan materi mata kuliah
yang sangat bermanfaat, bila mahasiswa dapat tutor yang tersedia mempunyai
kemampuan yang memadai. Tutorial tatap muka juga berfungsi sebagai sarana
sosialisasi antar sesama manusia.
b. Tutorial
tertulis
Tutorial
tertulis melalui surat dan tutorial internet dapat dilakukan secara individual
oleh setiap mahasiswa. Mahasiswa dapat menulis surat, mengirim fax, maupun
mengirim email ke fakultas terkait untuk berkonsultasi dengan tentang materi
mata kuliah yang belum dipahami.
c. Tutorial
melalui siaran radio dan televisi
Siaran
radio dilakukan secara rutin dan disiarkan setiap hari Jumat melaui program
Nasianal II. Namun, jumlah siaran radio masih sangat terbatas (Subagio, 1998)
dibanding dengan mata kuliah yang ditawarkan UT. Siaran televisi sangat kurang
memadai karena hanya disiarkan sekali dalam sebulan dengan durasi 25 menit.
E.
Sistem
Evaluasi Hasil Belajar di Universitas Terbuka
Evaluasi atau penilaian yang akan
diuraikan dibawah ini dipusatkan pada penilaian hasil belajar. Penilaian
program atau keberhasilan hasil belajar di Universitas Terbuka (UT) telah
dilakukan secara terus menerus yang pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat
terkait seperti Inspektorat Jendral, BPKP, dan BPK serta Badan Akreditasi
Nasional.
1.
Tes
Formatif
Proses
pembelajaran di UT hampir seluruhnya dilakukan melalui interaksi tertulis
dengan bahan belajar utama berbentuk bahan ajar secara populer dikenal dengan
sebutan modul. Setiap modul terdiri dari beberapa kegiatan belajar. Pada setiap
kegiatan belajar selain mencantumkan
uraian tentang konsep/dalil/hukum yang direncanakan untuk dipelajari
juga harus dicantumkan contoh (contoh yang benar juga contoh yang salah) yang
dilaksanakan dengan latihan dan soal.
2.
Tugas
mandiri (Ujian Tengah Semster)
Pada
setiap pertengahan semester, mahasiswa melakukan tugas mandiri. Tugas ini sama
dengan ujian tengah semester pada perguruan tinggi konvensional. Materi tugas mandiri dikembangkan dari setengah
materi mata kuliah. Misalnya mata kuliah yang bobotnya SKSnya 3, jumlah
modulnya ada 9, sehingga bahan untuk materi tugas mandiri diambil dari modul 1
sampai dengan modul 4 dan setengah dari modul 5. Bentuk pertanyaan tugas
mandiri dapat seluruhnya bentuk objektif atau uraian atau gabungan keduanya.
3.
Tes
Sumatif (Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Program)
Program
UT mencantumkan adanya 2 jenis tes sumatif yaitu tes sumatif untuk setiap
matakuliah yang pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir semester yang
disingkat dengan nama UAS. Ada 2 jenis tes sumatif yaitu UAS dan UKT.
a. Ujian
Akhir Semester (UAS)
Waktu pelaksanaan, buku
tes, dan pedoman pelaksanan dilakukan secara serentak diseluruh penjuru
nusantara. Materi yang dimasukkan pada UAS adalah semua materi mata kuliah
tersebut dengan proporsi yang sudah ditimbang oleh penulisan soal.
b. Ujian
Komprehensif Tertulis (UKT)
Pengembangan UKT,
pelaksanaannya tidak banyak berbeda dengan pengembangan UAS. Perbedaan yang
menonjol justru mengenai materi, proses berfikir yang ditanyakan dan
keterampilan mengemukakan jawaban yang harus dilengkapi dengan argumentasi yang
tepat. Bentuk pertanyaan UKT selalu dalam bentuk uraian (esai) terbuka.
4.
Penentuan
Nilai Akhir Semester
Penentuan
nilai akhir semester hasil UAS ditambah tugas mandiri serta hasil
praktikum/praktek. Setiap mata kuliah akan ada skornya dalam bentuk bilangan 0
sampai 100. Menurut ketentuan Depdikbud nilai akhir mahasiswa dituliskan dalam
huruf (A=4; B=3; C=2; D=1; dan E=0).
Universitas
Terbuka menggunakan 2 pendekatan dalam penentuan hasil pembelajaran yaitu
Pendekatan Acuan Kriteria/Patokan (PAK/PAP) dan Pendekatan Acuan Norma (PAN),
5.
Perbaikan
Nilai Hasil Ujian
Kesempatan
untuk memperbaiki nilai hasil ujian terbuka bagi mahasiswa. Upaya perbaikan ini
dapat dilakukan beberapa kali. Skor yang tertinggi yang diperoleh dalam
beberapa kali ujian ulang yang digunakan untuk menentukan nilai hasil ujian.
6.
Penentuan
Kelulusan
Peraturan
pemerintah mengenai persyaratan minimal untuk lulus program S1 dan Diploma
diterapkan di UT, yaitu :
a. Telah
menyelesaikan dengan lulus semua mata kuliah yang dipersyaratkan
b. IPK
minimal 2,0 bagi program S1, dan Diploma maupun sertifikat.
c. Tidak
ada mata kuliah yang bernilai E.
d. Nilai
mata kuliah Pancasila minimal C.
e. Nilai
UKT minimal C, bagi program S1
f. PPL
atau PKM minimal B, bagi program Diploma.
F.
Jaringan
Kerja Universitas Terbuka
Sebagai
universitas yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, kegiatan utama UT
adalah : (1) pengembangan bahan ajar dan bahan pendukung, (2) pendistribusian
bahan ajar dan bahan pendukung, (3) pemberian layanan bantuan belajar, dan (4)
pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Sistem jaringan kerja operasional UT dalam
keempat komponen aktivitas utama tersebut.
1.
Pengembangan
bahan ajar dan bahan pendukung
Pada
awal perkembangan bahan ajar non cetak UT bekerjasama dengan Pusat Teknologi
Komunikasi (Pustekkom), Departemen Pendidikn an Kebudayaan (Depdikbud). Pada
tahun ke 3 UT sudah mampu mengembangkan dan memproduksi sendiri bahan ajar yang
berkualitas.
2.
Pendistribusian
bahan ajar dan bahan pendukung
Untuk
pendistribusian bahan ajar dan bahan pendukung lainya, dilakukan kerjasama
dengan PT. POS dan Giro. TVRI dan RRI da beberapa stasiun radio daerah.
Sedangkan untuk pemberian bantuan belajar dan pelaksanaan ujian dan praktikum,
termasuk untuk penyedia tenaga tutor/penguji/ pengawas dan sarana/prasarana.
3.
Pemberian
layanan bantuan belajar
Tuturial
diberikan dua kali per semester untuk setiap mata kuliah. Pelaksanaan tutorial
didukung oleh berbagai instansi, baik dalam hal penyedian tenaga tutor maupun
dalam hal penyediaan sarana/prasarana.
4.
Pelaksanaan
evaluasi hasil belajar
Ujian
UT dilaksanakan empat kali dalam setahun secara serentak dalam waktu bersamaan
di seluruh Indonesia (303 lokasi) serta beberapa kota diluar negeri. Dengan
besarnya jumlah mahasiswa (sekitar 400.000 orang), maka diperlukan ribuan
ruangan untuk ujian.
BAB III
PENUTUP
Dalam Renstra UT 1998-2008 dinyatakan bahwa
langkah-langkah yang dilakukan UT dalam rangka pencapaian Visi UT
difokuskan pada tiga program induk,
yaitu 1) penataan sistem dalam pengelolaan proses belajar mengajar melalui
pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh, 2) peningkatan relevansi dan kualitas
dalam pengembangan program pendidikan dan kurikulum sesui dengan perkembangan
IPTEK dan kebutuhan masyarakat, serta 3)
pemerataan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi.
Kebijakan
pengembangan program studi dimasa depan perlu mempertimbangkan masalah
kebutuhan kebutuhan khusus dari program program tertentu, misalnya kebutuhan
pratikum, praktek pemantapan lapangan. UT sebagai perguruan tinggi yang
menggunakan sistem belajar jarak jauh harus mengembangkan berbagai macam media
yang dianggap efektif sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan.
Layanan
Bantuan bagi Mahasiswa (LBM) di UT disediakan baik
bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa, masyarakat yang tertarik untuk
mengetahui program belajar yang ditawarkan UT. Tutorial adalah sesorang ahli
materi yang menguasai mata kuliah tertentu dan mempunyai kualifikasi yang mirip
dengan staf pengajar di Institusi pendidikan konvensional.
Evaluasi
atau penilaian yang akan diuraikan dibawah ini dipusatkan pada penilaian hasil
belajar. Penilaian program atau keberhasilan hasil belajar di Universitas
Terbuka (UT) telah dilakukan secara terus menerus yang pelaksanaannya dilakukan
oleh pejabat terkait seperti Inspektorat Jendral, BPKP, dan BPK serta Badan
Akreditasi Nasional.
Sebagai
universitas yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, kegiatan utama UT
adalah : (1) pengembangan bahan ajar dan bahan pendukung, (2) pendistribusian
bahan ajar dan bahan pendukung, (3) pemberian layanan bantuan belajar, dan (4)
pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Tian Belawati, 1999, Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar